Resume XIII
“Ajaran Perkawinan dan Kematian dalam kofusius”
Iman Abdurachman 1110032100010
Sapinah 1110032100021
Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau ―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang dan menghadap sebuah gantang (dou, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.
Pengertian menurut agama Konghucu adalah “salah satu tugas suci manusia yang memungkinkan manusia melangsungkan sejarahnya dan mengembangkan benih-benih firman Thian, Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud kebajikan, yang bersemayam di dalam dirinya serta, selanjutnya memungkinkan manusia membimbing putra dan putrinya”.
1. Hukum perkawinan
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh kedua calom mempelai. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan melangsungkan keturunan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dasar perkawianan umat Konghuchu adalah monogamy demi tercapainya tujuan perkawinan yang suci murni.
Perkawinan harus berdasarkan kemauan/persetujuan kedua calon mempelai, tanpa adanya pakasaan dari pihak manapun.
Kedua calon mempelai masing-masing belum/tidak terikat dengan pihak lain yang dianggap sebagai hidup berumah tangga.
Pengakuan iman wajib bagi calon mempelai sehingga benar-benar dewasa bukan saja dari segi usia tetapi juga dalam berfikir, bertindak, bertingkah laku, dan lain sebagainya.
Pada waktu acara peneguhan perkawinan harus dihadiri oleh kedua belah pihak orang tua / wali mempelai demi kerukunan, kedamaian, kemajuan dan kebahagiaan kedua empelai sepanjang hidupnya, maka yang menyulut lilin pada altar persembahyangan adalah kedua belah pihak orang tua/ wali mempelai sebagai lambing merestui perkawinan kedua mempelai.
Bilamana salah satu atau kedua belah pihak tidak memenuhi syarat-syarat dalam hukum perkawinan, maka upacara peneguhan perkawinan bisa dibatalkan.
Perkawinan tidak bermaksud menceraikan seseorang dari bunda maupun keluarganya karena telah membangun mahligai baru, melaikan menyatukan keluarga yang satu dengan yang lain, memupuk rasa persaudaraan yang luas di antara manusia adalah bersaudara.
Karena tujuan perkawinan membentuk keluarga harmonis, damai, maju, dan bahagia lahir dan batin, maka hokum perkawinan ini pada dasarnyatidak mengenal perceraian.
2. Maksud dan Tujuan pernikahan
Adapun tujuan perkawinan menurut agama Konghucu yaitu
membentuk keluarga yang harmonis
Kedamaian
kebahagian
Maka hukum perkawinan dalam agama ini pada dasarnya tidak mengenal perceraian. Karena tidak mengenal perceraian, maka sangat wajar bila perkawinan umat Konghucu senantiasa mengalami kedamaian, kebahagiaan, dan keharmonisan.
3. Peran dan Fungsi Perkawinan
Salah satu pranata sosial yang sangat penting bagi masyarakat,karena melalui perkewenangan terbentuk keluarga sebagai salah satu unit sosial terpenting dalam masyarakat. Berfungsi mewujudkan adanya keluarga da memberikan keabsahan atau status kelahiran anak, dan juga mewujudkan adanya hubungan di antara kerabat-kerabat dari pasangan tersebut. Menurut agama konghucu, perkawinan juga tidak terlepas dari masalah peran dan fungsi. Fungsi ini mewujudkan pertanggung jawaban untuk manusia kepada kesadaran menjalankan norma-norma keutamaan dalam kitab suci agama Koghucu.
4. Adat dan Upacara Sebelum Perkawinan
Berbagai upacara dilakukan sebelum dilangsungkan perkawinan. Seperti upacara Lamaran, ikatan pertunangan dan upacara penentuan hari perkawinan. Misalanya lamaran dengan memerlukan walinya dan mencari wali untuk saat melamar perempuan yang ingin di lamar, di sambung dengan pertunangan jadi dengan dua belah pihak di temukan dan membicarakan tanggal dan sebagainnya untuk acara pernikahan tersebut. Adapun cara pertunangan di lingkungan keluarga umunya dilakukan dirumah pihak perempuan dan pihak laki-laki, jalan upacara pertunangan sebagai berikut :
1) Jalannya upacara dipimpin oleh Kausing (Penebar Agama), Bunsu (Guru Agama) dan Haksu (Pendeta).
2) Melakukan sembahyang kepada Thian (Tuhan Yang Maha Esa) dilakuakn di dpean pintu atau altar terbuka dengan cara menghadapa ke langit.
3) Setelah itu melakukan sembahyang pada arwah leluhur.
Pada saat penentuan hari perkawinan dalam agam konghucu ini biasanya dari pihak laki-laki membawa berbagai macam antaran. Yaitu :[5]
Dua batang merah lilin besar yang berarti penerangan lahir batin
Dua buah amplom merah (ang pao) yang didalamnya bisikan uang.
Pakian wanita, sepatu, sandal, alat-alat kosmetik serta perhiasan.
Buah-buahan , semuanya dimasukkan ke dalam peti merah.
Pakaian yang dikenakan saat Chio Thau―yakni baju putih-celana putih bagi laki-laki dan baju putih-kain batik warna dasar merah bermotif bulat-bulat putih, sehingga dikenal dengan nama Kain Onde―akan disimpan baik-baik dan dikenakan kembali pada waktu yang bersangkutan meninggal kelak sebagai pakaian mati.
Ajaran dalam Kematian Konghucu
Pengertian Upacara dan Ritual
Upacara merupakan pelaksanaan kegiatan yang di lakukan secara berkelompok atau sekumpulan manusia atau orang untuk melakukan kegiatan rutin dalam rangka untuk memringati hari-hari yang bersejarah yang dipimpin oleh pemimpin yang tertinggi dalam suatu organisasi atau departemen. Sedangkan Ritual merupakan tata cara keagamaan atau bisa di sebut dengan ucapan suci. Religi dan ucapan mherupakan unsur dalam kehidupan manusia di dunia.
Kematian
Kematian bukanlah suatu hal yang menyenangkan untuk di bicarakan maupun di persoalkan. Kematian adalah sesuatu yang seram dan menyedihkan, sesuatu yang benar-benar mematikan suasana, sesuatu yang hanya coock bagi buah pembicaraan di kuburan.
Roh leluhur
Menurt ahli sejarah kebudayaan E.B. Tylor , ia juga berpendirian bahwa bentuk agama yang tertua adalah penyembahan kepada roh-eoh yang merupakan personifikasi, (hubungan) dari jiwa-jiwa yang telah meninggal dunia, terutama nenek moyangnya
Makna dan Fungsi upacara secara umum
makna upacara merupakan suatu kegiatan ritual keagamaan yang dilaksanakan secara berkelompok dilakukan dilingkungan tersebut.
Fungsi upacara adalah suatu alat komunikasi atau hubungan langsung dengan roh leluhur menurut kepercayaan dan keyakinan yang harus ditaati.
Makna kematian dalam Agam Konghucu
Makna kematian dalam agama Konghucu merupakan rasa sakit hati seseorang anak kepada orang tuanya. Menurut mereka orang tua itu sangat berjasa karena ornag tua di waktu hidupnya sudah membesarkan anak-anaknya dari kecil hingga dewasa. Karena itu seorang anak diwajibkan untuk berbakti, hormat dan mendoakan orang tuanya diwaktu meninggal agar mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan didalam sana.
Menurut Ws. T. M Suharja makna kematian dalam Agama Konghucu adalah sebagai berikut :
Anak melakukan bakti kepada orang tua dalam tiga hal yaitu :
Harus merawat pada saat dia dalam kesusilaan
Memakamkannya ketika ia meninggal dunia
Menyembahyangkan walaupun jarak juah
Mendoakan orang yang telah meninggal dunia supaya rohnya mendapat ketenangan dan kedamaian di tempat yang abadi disisi Tuhan.
Pewaris nilai-nilai atau norma-norma melalui proses sosialisasi.
Cara merawat jenazah
Membersihkan
Mengganti pakaian jenazah
Tempat yang khusus untuk jenazah dan menggunakan kain yang berwarna dan corak bunga
Peti jenazah
Sembahyang
Peti ditaburi sesaju dengan mantra
Meletakkan tujuh buah mata uang logam
Memukul paku peti, searah dengan jarum jam.
3. Proses upacara Kematian
Surat do’a Jib Hok : pengurusan jenazah
Surat do’a Mai Song : pemberangkatan jenazah
Surat do’a Sang Cong : tempat penguburan
Surat do’a Jib Gong : sembahyang dengan untuk memohon izin Tuhan.
Surat do’a Ngokok : manusia mencari nafkah
Dengan adanya kaitan dengan pengaruh Tiongkok. Pada saat pemberangkatan jenasah, semangka yang dipakai di meja sembahyang dibanting hingga hancur ketika peti akan diangkat ke mobil jenasah. Ada cerita tentang kaisar Li Shimin [Li SeBin] yang mengunjungi neraka. Buah semangka yang dihancurkan ini adalah untuk para penghuni neraka yang sangat kehausan. Hiolo dan potret almarhum dibawa oleh anak lelakinya dengan diikat di badannya menggunakan kain blacu, serta ikut di mobil jenasah, sepanjang perjalanan ke pemakaman/krematorium, [gincua] disebar di jalan. Jaman dahulu, peti jenasah digotong ke kuburan, dan anggota keluarga berlutut [paikui] di tiap jembatan yang dilalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar